Hal pertama yang dipikirkan masyarakat pada umumnya tentang Bidan Desa adalah sosok pahlawan yang menjadi tangan Tuhan membantu kita mengobati rasa sakit, tapi itu tidak terjadi pada masyarakat desa Toronan. Sosok yang seharusnya dibanggakan menjadi momok yang ditakutkan merusak generasi bangsa karena bidan sebelumnya pernah melakukan hal yang tidak sesuai dengan etika yang harusnya dimiliki oleh seorang bidan dan menyebabkan beliau diusir dari desa Toronan yang notabene sangat agamis.
Bukan hal yang mudah mengembalikan kepercayaan masyarakat, perjuangan yang dilakukan ibu Herlin Herawati S.ST.,M.MKes selaku bidan desa Toronan tidak bisa diremehkan begitu saja. Untuk menghidupkan kembali POLINDES yang berfasilitas cukup lengkap dibutuhkan tenaga yang ekstra, pendekatan pada masyarakat adalah kunci dari usahanya.
Di POLINDES aktifitas janda beranak 3 ini berpusat, mengabdi pada masyarakat desa Toronan dibantu oleh asisten bidan, hal menarik yang dilakukan beliau adalah kegiatan Wisata Hati untuk ibu-ibu hamil yaitu kegiatan dimana calon bayi diperdengarkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan cara meletakkan headset pada perut ibu hamil, hal ini dilakukan untuk merangsang kecerdasan otak bayi. Kegiatan ini dilaksanakan pada saat usia kehamilan 3 bulan ke atas atau three mester ke 2 (4 – 6 bulan). “Saya ingin membentuk generasi terbaik pada 15 tahun kedepan” ungkap beliau saat kami berkunjung ke POLINDES. Beliau sangat yakin apa yang dilakukannya akan memberikan efek yang luar biasa karena seperti yang kita ketahui bahwa anak dalam kandungan dapat belajar tetapi tidak seperti orang dewasa (F. Rene Van de Carr, M.D.) jadi ketika diperdengarkan dengan hal-hal baik calon bayi akan mengingat hal tersebut.
*) Oleh Alifah
KKN UTM 2012 Kelompok 27
*) Oleh Alifah
KKN UTM 2012 Kelompok 27
0 komentar:
Posting Komentar